Forum Sesepuh NU Minta PBNU Segera Rekonsiliasi dan Akhiri Konflik
4 mins read

Forum Sesepuh NU Minta PBNU Segera Rekonsiliasi dan Akhiri Konflik

Forum Sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) secara tegas mendorong adanya islah atau perdamaian untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi di jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Desakan ini muncul setelah para kiai sepuh mengadakan pertemuan khusus untuk membahas situasi internal organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut. Mereka juga meminta semua pihak yang berkonflik untuk menahan diri dan menghindari pernyataan yang dapat memperkeruh suasana.

Juru bicara Forum Sesepuh Nahdlatul Ulama, K.H. Oing Abdul Muid Sohib, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi PBNU saat ini. Beliau menegaskan bahwa seluruh kiai sepuh berharap islah dapat segera terwujud demi menjaga marwah organisasi. Pertemuan penting ini diprakarsai oleh dua tokoh berpengaruh, yaitu K.H. Anwar Manshur dari Pesantren Lirboyo Kediri dan K.H. Nurul Huda Djazuli dari Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri.

Inisiatif para sesepuh NU ini bertujuan untuk mengembalikan suasana kondusif di tubuh PBNU serta memastikan fokus organisasi tetap pada khidmah kepada umat. Mereka menyadari bahwa konflik internal dapat mengganggu jalannya program dan pelayanan NU kepada masyarakat. Oleh karena itu, langkah islah dianggap sebagai solusi paling bijaksana untuk menjaga keutuhan dan kewibawaan Nahdlatul Ulama.

Keprihatinan dan Seruan Menahan Diri

Forum Sesepuh NU menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi yang terjadi di PBNU saat ini. K.H. Oing Abdul Muid Sohib, yang akrab disapa Gus Muid, menyatakan bahwa semua pihak berharap islah bisa segera terjadi. Para kiai sepuh ini secara khusus menyerukan kepada pihak-pihak yang sedang berkonflik di PBNU agar dapat menahan diri dan menghentikan pernyataan di media.

Gus Muid menekankan pentingnya menjaga etika dalam bermedia sosial, terutama terkait hal-hal yang dapat membuka aib dan berpotensi merusak marwah jamiyah. “Forum Sesepuh NU menyerukan kepada pihak di PBNU yang sedang berkonflik agar bisa menahan diri, menghentikan pernyataan di media terlebih yang berkaitan dengan hal yang dapat membuka aib dan berpotensi merusak marwah jamiyah,” kata K.H. Oing Abdul Muid Sohib di Kediri, Minggu.

Seruan ini mencerminkan keinginan kuat dari para sesepuh untuk menjaga citra dan kehormatan Nahdlatul Ulama di mata publik. Mereka percaya bahwa penyelesaian konflik PBNU harus dilakukan secara internal dan dengan cara-cara yang bermartabat, tanpa harus diekspos secara berlebihan di media massa yang dapat menimbulkan spekulasi negatif.

Imbauan untuk Struktur NU dan Warga Nahdliyin

Selain kepada pihak yang berkonflik, Forum Sesepuh NU juga mengimbau seluruh struktur NU di berbagai tingkatan untuk tetap fokus pada tugas masing-masing. Imbauan ini ditujukan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), dan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU).

Mereka diminta untuk tetap fokus pada kegiatan serta program di tempatnya masing-masing, sekaligus tidak turut terlibat dalam konflik yang sedang terjadi di PBNU. Gus Muid juga mengajak seluruh warga NU untuk senantiasa menjaga ukhuwah nahdliyah atau persaudaraan Nahdliyin, serta menjunjung tinggi etika dalam bermedia sosial. Hal ini penting untuk memastikan bahwa konflik di tingkat pusat tidak merembet ke bawah dan mengganggu konsolidasi organisasi.

“Forum juga mengimbau warga NU agar memperbanyak takarub pada Allah SWT seraya memohon agar persoalan yang terjadi di PBNU segera memperoleh jalan keluar,” tambah Gus Muid. Ajakan ini menunjukkan bahwa para sesepuh tidak hanya mengandalkan upaya lahiriah, tetapi juga spiritual dalam menghadapi tantangan yang ada di PBNU.

Langkah Konkret Menuju Islah

Gus Muid menjelaskan bahwa forum ini tidak hanya berhenti pada imbauan, tetapi juga akan menindaklanjuti hasil pertemuan untuk memastikan islah segera terealisasi. Para kiai sepuh berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret demi mewujudkan perdamaian di PBNU. “Yang paling penting, kiai sepuh mendorong utamanya islah. Dalam forum juga sepakat bahwa pertemuan ini adalah awal yang nanti akan ditindaklanjuti pertemuan selanjutnya. Dalam waktu dekat kami akan mulai menjalankan untuk bisa terwujudnya islah,” kata Gus Muid.

Pertemuan awal ini dihadiri oleh sejumlah kiai terkemuka, baik secara langsung maupun daring. Di antaranya adalah K.H. Anwar Manshur (PP Lirboyo Kediri), K.H. Nurul Huda Djazuli (PP Al Falah Ploso Kediri), K.H. Ma’ruf Amin (via Zoom), dan K.H. Said Aqil Siroj (via Zoom). Kehadiran tokoh-tokoh besar ini menunjukkan keseriusan dan bobot dari inisiatif islah yang digagas.

Selain itu, hadir pula K.H. Abdullah Kafabihi Mahrus (PP Lirboyo Kediri), K.H. Abdul Hannan Ma’shum (Kwagean, Kediri), K.H. Kholil As’ad (Situbondo), K.H. Ubaidillah Shodaqoh (Semarang), K.H. dr. Umar Wahid (via Zoom) serta K.H. Abdulloh Ubab Maimoen (via Zoom). Kehadiran para kiai dari berbagai pesantren dan wilayah ini memperkuat legitimasi dan dukungan terhadap upaya penyelesaian konflik PBNU melalui jalur islah.

Sumber: AntaraNews