BGN Yakin Kebutuhan Ahli Gizi untuk Program MBG Terpenuhi Lewat Rekrutmen Kolaboratif
1 min read

BGN Yakin Kebutuhan Ahli Gizi untuk Program MBG Terpenuhi Lewat Rekrutmen Kolaboratif

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menyatakan optimisme terkait potensi kekurangan ahli gizi. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan datang.

Nanik menegaskan bahwa isu tersebut dapat diatasi melalui kerja sama lintas pihak. Pernyataan ini disampaikan usai menghadap Presiden Prabowo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Kamis.

Meskipun tidak dibahas khusus dalam pertemuan, BGN telah menyiapkan langkah antisipatif. Tujuannya adalah memastikan kebutuhan tenaga gizi dapat terpenuhi secara optimal.

Strategi BGN Mengatasi Kebutuhan Ahli Gizi

BGN telah menyiapkan strategi komprehensif untuk mengatasi potensi kekurangan ahli gizi. Nanik S. Deyang mengungkapkan keyakinannya bahwa masalah ini “bisa kita atasi, bismillah kita bisa atasi.”

Data dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) menunjukkan jumlah ahli gizi di Indonesia sekitar 16 ribu orang hingga akhir tahun ini. Sebagian besar dari mereka sudah bekerja di berbagai sektor penting.

Meskipun demikian, BGN tetap optimistis kebutuhan tenaga gizi untuk MBG akan terpenuhi. Mereka berencana menggandeng Persagi untuk merumuskan rekomendasi konkret.

Kolaborasi juga akan dibuka dengan berbagai pihak, termasuk lulusan sarjana yang memiliki dasar keilmuan relevan. Langkah ini diharapkan memperkuat ketersediaan tenaga gizi.

Kolaborasi Lintas Pihak untuk Ketersediaan Tenaga Gizi

Kerja sama lintas pihak menjadi kunci utama dalam memenuhi kebutuhan tenaga gizi. BGN akan berkoordinasi erat dengan Persagi dalam upaya ini.

“Kita akan kerja sama dengan Persagi supaya bagaimana untuk penyediaan ahli gizi ini,” ujar Nanik. Ini menunjukkan komitmen kuat BGN terhadap kolaborasi.

Selain Persagi, BGN juga akan melibatkan sarjana dengan latar belakang keilmuan gizi. “Mudah-mudahan kita akan kerja sama dengan berbagai pihak, yang paling penting adalah sarjana yang masih basisnya mungkin, nanti kita akan minta,” tambahnya.

Upaya kolaboratif ini bertujuan mempercepat implementasi program MBG. Ketersediaan tenaga gizi yang memadai sangat krusial untuk keberhasilan program tersebut.

Sumber: AntaraNews