Dorong Penyerapan Tenaga Kerja, DPRD Banten Desak Disdik Selaraskan SMK dengan Industri
2 mins read

Dorong Penyerapan Tenaga Kerja, DPRD Banten Desak Disdik Selaraskan SMK dengan Industri

Komisi V DPRD Banten mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Banten untuk segera mempercepat evaluasi jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Langkah ini dinilai penting agar kurikulum pendidikan vokasi lebih selaras dengan kebutuhan industri terkini dan mampu menekan angka pengangguran lulusan SMK di daerah tersebut.

Ketua Komisi V DPRD Banten, Ananda Trianh Salichan, menyampaikan bahwa penyelarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja merupakan langkah strategis. Menurutnya, sejumlah jurusan di SMK sudah tidak lagi relevan dengan industri saat ini sehingga perlu dilakukan perbaikan secara komprehensif.

“Banyak jurusan yang sudah kurang relevan. Jurusan-jurusan itu kalau bisa dihapuskan saja dan diganti dengan program yang menjadi primadona dalam penyerapan tenaga kerja lokal,” ujar Ananda di Kota Serang, Kamis.

Evaluasi Jurusan SMK dan Data Serapan Tenaga Kerja Jadi Acuan

Komisi V menekankan bahwa evaluasi jurusan harus didukung oleh database penyerapan tenaga kerja setiap program studi. Data ini penting untuk menentukan mana jurusan yang masih efektif dan mana yang perlu diganti dengan program yang lebih dibutuhkan industri.

Ananda menjelaskan bahwa beberapa jurusan seperti administrasi perkantoran mulai ditinggalkan karena kalah kompetitif dengan lulusan perguruan tinggi. Sementara itu, jurusan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) masih memiliki permintaan tinggi seiring perkembangan dunia digital.

“Saya sudah bilang ke Kepala Dinas Pendidikan bahwa harus ada data persentase serapan tenaga kerja setiap jurusan. Dari situ bisa dianalisis apakah jurusan itu efektif atau sebaliknya,” tambah Ananda.

Peran Industri dalam Pengajaran Dinilai Belum Optimal

Selain evaluasi kurikulum, Komisi V DPRD Banten juga menyoroti minimnya keterlibatan industri dalam pengajaran praktik di SMK. Selama ini perusahaan hanya memberikan silabus tanpa menghadirkan tenaga pengajar secara langsung.

Guru-guru SMK, kata Ananda, menginginkan adanya instruktur harian dari industri agar praktik pembelajaran lebih sesuai standar dunia kerja.

“Guru bilang, praktik mereka tidak semaksimal ketika ada pengajar dari industri. Ini penting untuk meningkatkan kapasitas siswa,” jelasnya.

Keterlibatan industri secara langsung dinilai dapat meningkatkan kompetensi lulusan SMK sehingga lebih siap memasuki pasar kerja.

Dorongan Penguatan Pendidikan Vokasi di Banten

Komisi V berharap evaluasi jurusan dan peningkatan kemitraan dengan industri dapat memperkuat kualitas pendidikan vokasi di Provinsi Banten. Penyelarasan ini diharapkan mampu meningkatkan serapan tenaga kerja lokal dan menciptakan lulusan SMK yang lebih kompeten serta siap kerja.

Dengan langkah yang tepat, pendidikan vokasi di Banten diharapkan mampu menjadi penopang utama dalam menghadapi tantangan dunia industri dan mengurangi angka pengangguran di daerah.

Sumber Merdeka.com